by

Seminar Air Power TNI AU 2022. Adopsi Teknologi, Kunci Hadapi Peperangan Generasi Kelima

Bhayangkara101, Jakarta- Gubernur Lemhanas RI Andi Widjayanto, S.Sos., M.Sc mengatakan, mengadopsi teknologi secara signifikan merupakan kunci menghadapi peperangan generasi kelima. Untuk itu alokasi sumber daya ke pertahanan nasional, harus mampu memenuhi dinamika persenjataan yang diinginkan.

Hal ini diungkapkan Gubernur Lemhanas RI saat menjadi pembicara pertama pada seminar Internasional Air Power memperingati HUT ke-76 TNI AU 2022, di Puri Ardhya Garini Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (30/3/2022).

“Untuk menuju five generation warfare atau five at battle management, kuncinya inovasi teknologi. Kalau sumber daya nasional ke pertahanan tidak bertahan pada dinamika persenjataan yang kita inginkan, perangnya akan perang generasi ketiga,” ujar Gubernur Lemhanas RI.

Dalam paparannya, Gubernur Lemhanas RI juga membahas manajemen pertempuran udara. Disampaikannya, bahwa teknologi baru mengajak, sekaligus menuntut perubahan cara berpikir, arsitektur fondasi yang mewadahi penggunaan teknologi dengan konsep baru.

Setidaknya ada tiga hal prioritas investasi yang dipaparkan Gubernur Lemhanas RI, yaitu pembangunan kemampuan operasional, pesawat tempur sebagai pangkalan dan pangkalan untuk menjalankan kekuatan udara.

Sementara Marsda TNI Samsul Rizal, S IP., M.Tr. (Han) selaku narasumber kedua mempresentasikan penerapan kekuatan air combat dalam perang hibrida. Disebutkannya, bahwa kekuatan air combat memiliki tiga landasan, yaitu teknologi baru, munculnya ancaman baru dan tidak ada strategi yang tepat.

Selain itu juga disampaikan tiga rekomendasi, yakni pengembangan sumber daya manusia, infrastruktur standar tinggi, kemitraan domestik dan internasional.

Marsda TNI Samsul Rizal, S IP., M.Tr. (Han) juga menyampaikan tentang kebijakan pembentukan Koopsudnas untuk mengintegrasikan sejumlah satuan-satuan TNI AU. Kebijakan tersebut bertujuan untuk mengintegrasikan satuan pesawat tempur, satuan radar dan satuan peluru kendali menjadi komando yang terintegrasi.

Pembicara ketiga Group Captain Jason Baldock (Direktur Air And Space Power Centre Australia), menyampaikan kunci efektivitas perang generasi kelima adalah kekuatan udara, sehingga penting untuk mempertimbangkan kekuatan udara guna mencapai perang generasi kelima.

Sedangkan pembicara keempat Dr. Alban Sciascia (Direktur Semar Sentinel Pte Ltd. (Perancis) mengatakan, Rafale yang akan diakuisisi TNI AU adalah pesawat serbaguna, rendah dalam penggunaan logistik, perawatan mudah, dan dapat menangani segala macam misi.

Dalam paparannya, Dr. Alban Sciascia menyoroti tiga hal penting, yaitu terkait reformasi organisasi, modernisasi teknologi, dan operasional.

Narasumber kelima Liutenan General (Ret) Steven M.Shepro ( Vice President Bussines and Figther, Mobility and Seurveilance and Panthom Works Fixed Wing (USA) menerangkan kemampuan pesawat tempur F-15 EX sebagai armada tempur taktis dalam berbagai misi operasi.

Dikatakannya angkatan udara Amerika Serikat meyakini bahwa F-15 EX memberikan banyak manfaat bagi Indonesia.

Pembicara terakhi Curie Maharani, Ph. D dari Universitas Bina Nusantara, menjelaskan bagaimana menghadapi teknologi dan turut menyoroti ancaman perang generasi kelima.

Dirinya juga menyampaikan sejumlah isu yang terjadi di sejumlah wilayah dan juga menyampaikan posisi Indonesia di kawasan.

Seminar Air Power dalam rangka peringatan HUT ke-76 TNI AU mengangkat trma “Pembangunan Kekuatan Udara Nasional Untuk Menghadapi Ancaman Pada Era Perang Generasi Kelima”. Seminar berlangsung sangat interaktif antara peserta dan para narasumber. Sesi tanya jawab dipandu moderator Frisca Clarissa dan Kolonel Lek Rujito Dibyo Asmoro, GDipl in DS., M.A., RCDS., CPHCM., CIPA., IPM.

Seminar ditutup secara resmi oleh Kasau yang diwakili oleh Ketua seminar Marsda TNI Samsul Rizal, S IP., M.Tr. (Han).

MB101 – Dispenau

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *