Bhayangkara101, Madiun.- Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) Suhartono beserta Ketua Gabungan Jalasenastri Korps Marinir Ny. Etta Suhartono, menghadiri peresmian tiga Monumen Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) bersejarah milik TNI AL di Taman Kota Caruban Asti, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Minggu (16/01/2022).
Ketiga monumen TNI AL tersebut diresmikan langsung oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono didampingi Ketua Umum Jalasenastri Ny. Vero Yudo Margono. Acara yang diawali dengan pembukaan oleh MC tersebut, dilanjutkan dengan pembacaan do’a, sambutan dari Bupati Kabupaten Madiun Bapak H. Ahmad Dawami, sambutan dari Kasal serta diakhiri dengan penekanan tombol sebagai tanda diresmikannya monumen dan penandatanganan prasasti.
Dalam sambutannya Bupati Madiun menyampaikan ucapan selamat datang di Kabupaten Madiun kepada Kasal beserta rombongan dan terimakasih atas perhatian Kasal kepada Kota Madiun. “Atas nama pribadi, dan pemerintah Kabupaten dan seluruh masyarakat Madiun kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya atas perhatian Bapak Kasal terhadap Kabupaten Madiun, tiga titik monumen ini akan membawa dampak psikologis terhadap masyarakat tentang Kota Madiun,” ungkap Bupati Madiun dalam sambutannya.
Lebih lanjut dalam amanatnya Kasal menyampaikan bahwa dengan dibangunnya Monumen TNI AL ini semoga dapat menjadi edukasi para pemuda pemudi, dapat mengenal Alutsista Angkatan Laut dan dapat mengenal lebih tentang TNI AL. “Ternyata meskipun kita jauh dari laut, asalkan memiliki kemauan dan semangat yang tinggi untuk memajukan daerahnya, berbakti kepada Nusa dan Bangsa, tetap bisa menjadi Pemimpin TNI Angkatan Laut,” ungkap Kasal dalam sambutannya untuk memotivasi kepada pemuda dan pemudi.
Monumen Alutsista bersejarah TNI AL tersebut berada di dua lokasi berbeda yaitu, Monumen pesawat Nomad N-24 P-843 dan Ranjau Tanduk, Tank Amfibi PT-76 Korps Marinir TNI AK, serta Meriam M-30 Howitzer 122 MM. Istimewanya, ketiga Alutsista yang kini menghiasi Kabupaten Madiun tersebut telah digunakan pada berbagai operasi maupun latihan yang dilaksanakan oleh TNI AL dalam menegakkan Kedaulatan NKRI. Termasuk pada operasi-operasi perjuangan yang tercatat dalam perjalan sejarah bangsa Indonesia.
Pesawat Patroli Maritim Nomad N-24 yang menjadi Monumen di Taman Kota Caruban Asti merupakan unsur yang digunakan sebagai kepanjangan mata dan telinga dari KRI TNI AL dalam operasi dan berbagai latihan. Pesawat dari jajaran Puspenerbal ini merupakan pesawat buatan Austrlia tahun 1984 memiliki panjang 14,34 meter, dengan lebar 16, 53 meter, dan telah menyelesaikan masa baktinya di TNI AL pada tahun 2012.
Tank PT-76 yang saat ini salah satunya berada di lokasi Exit Tol Dumpil, merupakan kendaraan lapis baja buatan Uni Sovyet tahun 1951 dan masuk jajaran TNI AL pada tahun 1964. Tank Amfibi ini telah digunakan Korps Marinir TNI AL pada berbagai operasi mulai dari operasi Dwikora di Kalimantan tahun 1964-1965, Operasi Seroja di Timor Timur tahun 1975-1979, hingga Operasi Pemulihan Keamanan di Aceh tahun 2022-2005.
Meriam M-30 Howitzer yang juga berada di Exit Tol Dumpil merupakan Meriam buatan Uni Sovyet tahun 1939, memiliki kaliber 122 mm senjata ini mampu memukul lawan hingga jarak 11,8 Km. Senjata Artileri Medan yang juga digunakan oleh Korps Marinir TNI AL sejak tahun 1961 ini, juga telah melewati berbagai operasi seperti Trikora, Dwikora dan Operasi Seroja.
Dengan adanya monumen Alutsista TNI AL tersebut, selain menambah keindahan wilayah Kabupaten Madiun, juga diharapkan dapat menanamkan nilai patriotisme dan nasionalisme, serta heroisme perjuangan para prajurit TNI AL pada masyarakat khususnya bagi genersi muda.
Turut hadir pada acara peresmian, Pejabat Utama TNI AL beserta Istri dan Forkopimda Kabupaten Madiun.
MB101 – Dispen Kormar
Comment