Tangsel, MB – Ketika dugaan kejanggalan di tubuh Disperkimta Tangerang Selatan (Tangsel) mulai ramai diberitakan, publik menunggu satu hal sederhana: respons. Tapi yang muncul bukan klarifikasi, bukan penjelasan teknis, bahkan bukan bantahan.
Yang muncul justru keheningan.
Seolah-olah seluruh pemberitaan yang membahas kualitas pekerjaan, pola pengadaan, dan dugaan ketidaksesuaian anggaran hanyalah angin lalu, Disperkimta memilih jalan yang jarang diambil oleh instansi pemerintah, tidak menjawab sama sekali. Tidak ada konferensi pers, tidak ada penjelasan alternatif, tidak ada pembukaan dokumen. Tidak ada apa-apa.
Sinyal bahwa dinas lebih memilih masa bodoh ketimbang repot menjelaskan ke publik apa yang sebenarnya terjadi. Padahal berita dan dugaan itu bukan hal kecil.
Publik melihat drainase retak, U-ditch bergeser, hasil pekerjaan yang tidak maksimal, dan pola proyek yang berulang. Tetapi Disperkimta justru bersikap seolah tidak ada yang perlu dibicarakan.
Yang ironis, ketika mereka akhirnya bersuara di kesempatan berbeda, yang keluar hanya kalimat normatif tentang SOP, mekanisme, dan aturan internal—kalimat template yang tidak menjawab inti masalah, apalagi tudingan yang beredar.
Masyarakat Tangsel tentu tidak tinggal diam.
Cecep Anang Hardian, sebagai warga Tangsel, menilai sikap bungkam ini sebagai bentuk ketidakpedulian terhadap keresahan publik.
“Berita sudah ramai, warga banyak bertanya, tapi Disperkimta seperti tidak merasa perlu menjelaskan apa pun. Bahkan ketika bicara, yang dibahas cuma SOP bukan persoalan sebenarnya. Publik bertanya fakta, mereka jawab teori. Itu bukan respons, itu menghindar,” ujarnya, Selasa (02/12).
Kini permasalahan ini menjadi ironi, ketika Publik yang mencari jawaban dianggap remeh, sementara dinas yang seharusnya memberi penjelasan justru diam dan berlindung di balik SOP.
Dalam tata kelola modern, instansi yang bersih tidak pernah takut memberi klarifikasi karena data dan dokumen berpihak pada mereka. Tetapi ketika sebuah dinas memilih diam, tak merespons, dan hanya sesekali mengulang kalimat prosedural, publik sangat wajar curiga bahwa ada sesuatu yang sedang dijaga agar tidak terbuka.
Institusi yang benar biasanya sibuk menjelaskan. Institusi yang bermasalah biasanya sibuk diam.
Dan hari ini, Disperkimta memilih diam.
Pertanyaannya: kenapa?
( red )














Comment